Desember 22, 2008

Aku Bangga bisa Mengenalmu......Tersenyumlah Hendrik

Sayup terdengar dari ruang tengah suara lantunan merdu dari mas agus & kak rika melantunkan salawat Nabi….bergegas kami menuju ruang tengah untuk melaksanakan tahjud bersama.

Suasana begitu hikmat ketika kita melaksanakan 8 rakaat tahjud dan 3 rakaat witir berjemaah, suasana begitu hening…seakan-akan Allah hadir ditengah kita…

Dingin mulai mengigit sampai sumsum…waktu penunjukkan pukul 03:15, tahajud bersama telah selesai kita laksanakan…tampak dibarisan muka Jaka dan hasbi dengan setengah mengantuk…namun bibir mereka terus melantunkan zikir

Kak Agus membuka percakapan, dan memulai sesi perenungan, aku segera beranjak dari tempat ku duduk untuk duduk disebelah mas Agus.

Kami meminta Handrik utk maju kemuka, dan menceritakan kisah hidupnya.

Cerita hendrik bergulir satu demi satu, Hendrik terlihat bersemangat,bahkan tidak terlihat sedikitpun kekecewaan diwajahnya saat dia bercerita detik-detik menjelang kepergian sang Ayah….saat menjelang ajal, sang ayah ada dirumah sakit, saat itu hendrik berpacu dengan waktu utk melepas kepergian sang Ayah….namun tidak ada satu org pun yg bersedia utk meminjamkan motor kepadanya, yg mana pada akhirnya Hendrik harus rela utk tidak dapat bertemu sang Ayah selama-lamanya tanpa sempat mengucapkan kata selamat tinggal.

Semua tertunduh dan terdiam mendengar kisah hendrik ini …..tiba-tiba Kak Rika bertanya “kenapa ibu Hendrik menangis, ktika kak rika minta ijin utk mengajak hendrik utk ikut ditafakur alam ini ??? Ibu mu bilang “ nanti tidak ada yg membantu dia”

Hendrik hanya memberikan sebuah senyuman kpda kak rika, senyuman yg sarat akan makna….rasa penasaran menggangguku dan membuatku memaksa hendrik untuk bercerita….

Setiap hari minggu saya membantu ibu….hendrik terdiam beberapa saat….hatiku berbisik…gerangan apalagi yang dikerjakan anak ini??? Perlahan kubisikan….bolehkan bunda dan teman** disini tahu apa yang Hendri kerjakan??? Dengan wajah bangga dan suara tegas Hendrik menjelaskan….setiap hari minggu, aku dan ibu memungut dan mengangkat sampah-sampah di komplek dekat rumah, itu adalah pekerjaan ayahku saat masih hidup, sebelum meninggal Ayah berpesan kepada Ibu…agar aku tetap melaksanakan tugasnya itu sebagai bekal untukku di akhirat nanti…. Aku kembali dibuatnya tergugu dan terkagum-kagum dengan penjelasan anak ini…hingga membuatku tidak sanggup lagi berkata-kata…

Ingin rasanya kupeluk anak ini dan kubisikan….Nak engkau anak hebat…anak yang sangat berbakti…, aku bangga bisa mengenalmu

Beginilah cara al-Qur’an dan hadits-hadits menjelaskan mengenai kewajiban anak terhadap orang tua. Mereka harus menghormati, berbuat baik, mentaati dan tidak berkata buruk atau sesuatu yang menyakitkan kedua orang tua. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” QS. Al-Isra’, 17: 23.

Dalam hatiku berdoa “ semoga Allah selalu melindungi anak ini dimanapun dia berada, dan selalu melimpahkan kasih sayangnya untuk anak yang sholeh ini.

Desember 19, 2008

Ketika Aku Rindu Papa (mengenang 4th kepergian Papa)

Pagi ini seorang teman datang padaku dan bertanya, apa sebenarnya motivasi aku berada di Ananda ini??? karena aku selalu saja terlihat bersemangat apabila berbicara soal Ananda.

Jawabku, " karena aku sama dengan mereka, aku bisa merasakan apa yang mereka rasakan…"

Kehilangan seorang Papa yang sangattt menyayangi, amatlah sangat menyakitkan…sampai detik ini pun aku belum mampu melepaskan bayang-bayang papa dari hidupku…betapa waktu berlalu begitu cepat...rasanya baru kemarin aku bercanda ria dengan Papa…...senyum Papa yg selalu meneduhkan hatiku…tidak lagi bisa kutemui…belaian tangannya dikepalaku tidak lagi kudapatkan…airmata ini selalu saja bergulir bila mengingat papa…. Kerinduan itu selalu menyiksaku.....bahkan teramat sangat menyiksaku....

bayangkan rasa hati anak-anak itu…??? Mereka yg masih belia harus rela kehilangan seorang Papa….mereka harus rela menukar waktu bermain mereka demi sesuap nasi…betapa kerinduan atas kasih sayang dan perlindungan yang mereka rasakan amatlah sangat menyiksa batin mereka....sangat menyiksa!

tidak jugakah iba hati kita melihat semua itu??? Rasanya ingin kuteriakan…biar hanya aku saja yg merasakan derita hati itu....agar senyum manis itu selalu berkembang diwajah-wajah cantik mereka.

Itulah kawan mengapa aku berada di Ananda, aku tidaklah bisa menggantikan kerinduan mereka walau dengan apapun juga, namun aku ingin berbuat sesuatu utk mereka…..minimal aku menyediakan bahuku untuk mereka menangis.....

Desember 16, 2008

Faith

Apakah dengan semata-mata taat mengerjakan ibadah itu saja, sudah boleh seorang disebut mukmin? Atau apakah mentang-mentang telah meninggalkan kejahatan telah boleh disebut mukmin???

Belum!! Sebab imam itu adalah kemuliaan yang mahal harganya. Manusia itu tidak ada bedanya pada sisi Tuhan,yang berbeda adlah karena kelebihan imam.

Sebab itu mesti diuji Tuhan lebih dahulu dalam dan dangkalnya iman seseorang, jika tidak bergeser iman dari tempatnya ketika datang ujian dan cobaan, barulah boleh disebut beriman.

Kadang telah berkali-kali kita berdoa, bermohon dan meminta dengan sepenuh hati kepada Tuhan, tetapi permintaan dan doa kita tidak juga dikabulkan, apakah kita mendongkol lantaran belum terkabul?? Atau berkecil hatikah kita??

Seorang mukmin tidak mendongkol dan kecewa lantaran permintaannya belum terkabul, karena dia tahu bahwa dirinya itu dibawah perintah dan aturan Tuhan semesta.

Nabi Zakaria yang taat, pernah dipaksa oleh seorang raja yg zalim utk menghukumkan halal barang yg diharamkan Allah, yaitu menikahi anak tiri. Zakaria tidak mau mengubah hukum, walaupun bagaimana, shingga dia dibunuh oleh raja itu. Demikian juga anaknya Yahya, dibunuh juga sebab keras mempertahankan hukum sebagaimana ayahnya.

Orang yang dangkal penyelidikan tentang arti perjuangan hidup tentu akan bertanya:
“Apakah sebab Tuhan Allah membiarkan saja utusan yang dipilihNYa mati dibunuh orang?mengapa tidak dipeliharaNya? Lemahkah Tuhan itu membela utusanNya?”

Kita jangan menyangka, bahwa Allah lemah menolong hambaNya. Teka teki hidup ini amat banyak, orang berakal mati dalam kelaparan, orang bodoh dapat mengumpulkan harta. Pembela kebenaran terpencil didalam hidup, Pengecoh menjadi kaya raya, orang kafir mempunyai harta benda berbidang-bidang tanah, orang islam jadi penyapu jalan. Selidiki dulu rahasia semua, baru ambil kesimpulan.

Seblum kita lihat kesengsaraan yang ada pada kita, mari kita lihat sengsara yang ditanggung para nabi.

Pernahkah mereka mengeluh???
Tidak, karena mereka yakin bahwa kepercayaan kepada Tuhan menghendaki perjuangan dan keteguhan. Mereka tidak menuntut kemenangan lahir, sebab mereka menang terus.

Mereka memikul beban seberat itu, menjadi Rasul Allah, memikul perintah Tuhan karena cinta akan Tuhan, memberi petunjuk manusia karena cinta akan manusia. Sebab itu mereka tempuh kesusahan, pertama membuktikan cinta akan Tuhan, kedua mengembleng batin, ketiga karena rahim dan sayang akan segenap ummat.

Maka apakah lagi yang akan kita keluhkan lantaran cobaan??
Dimanakah derajat kita dibandingkan dengan Nabi-nabi?
Mari kita tempuh liku-liku hidup, mari kita berjuang!
Mari kita bersabar, bertawakal dan berani!
Mengikuti langkah para Nabi.

Tangis Mantika Lewat Puisi

Dari Kecil, aku sudah menjadi anak yatim...
Hidupku selalu menderita...

Saat Matahari terbit dari timur...
Ibuku harus bekerja tanpa mengenal lelah
Tangan menjadi kaki, kaki menjadi tangan, hanya demi sesuap nasi

"Ya Allah..., kuatkanlah hati ibuku, agar sabar menjalani ujian yang Kau berikan ini"

itu puisi dari Mantika...

Mantika ingin menyampaikan jeritan hatinya kepada kita semua....
Mantika butuh kasih sayang dan perlindungan, dan Mantika ingin membahagiakan ibunya....

Adakah yang dapat kita lakukan untuk membahagiakan Mantika dan mewujudkan cita-cita dan harapannya.. ..???

Berikanlah kebahagiaan dan bahagiakanlah mereka seperti kita membahagiakan anak kita sendiri, sehingga mereka akan merasakan kasih sayang dari orang yang menyayanginya sebagai pengganti dari orang tua mereka yang telah tiada.

“Mereka bertanya kepada kamu ya Muhammad tentang soal anak yatim. Katakanlah kepada mereka, memperbaiki keadaan mereka adalah lebih baik dan juga kamu bergaul dengan mereka sama seperti kamu bergaul dengan saudara-saudara kamu sendiri. Allah mengetahui siapa yang berbuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jika Allah menghendaki niscaya Allah akan menyempitkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al Baqarah: 220).